Strategi Mempertahankan Pekerjaan

Rabu

Pada suatu hari, seorang teman lama datang menceritakan bahwa saat ini, dia sedang tidak mempunyai pekerjaan. Teman tersebut menceritakan pengalamannya yang cukup "serius", dan keinginannya untuk dibantu dicarikan pekerjaan. Singkat cerita, akhirnya terjawab juga pertanyaan "mengapa sampai kehilangan pekerjaan lama ?". Ternyata pada saat Lebaran yang lalu, teman tersebut pulang kampung, dan karena alasan "klasik" , kesulitan kendaraan, sehingga terlambat kembali masuk kerja satu hari. Satu minggu kemudian teman tersebut diminta untuk tidak masuk bekerja lagi (alias diberhentikan), dengan alasan mangkir.
Ilustrasi seperti di atas, mungkin tidak hanya menimpa teman tersebut, melainkan banyak di antara kita tertimpa juga hal yang demikian. Penyimpangan sedikit saja yang dilakukan oleh karyawan bisa menjadi malapetaka bagi karyawan yang bersangkutan. Bila diperhatikan benar-benar, pada ilustrasi di atas, karyawan tersebut memang bersalah karena tidak menepati ketentuan sehingga harus absen satu hari dengan alasan kesulitan kendaraan untuk kembali ke kota tempatnya bekerja. Tetapi apakah ini memang merupakan suatu "dosa" yang sangat besar, sehingga harus berakibat pada pemberhentian karyawan tersebut? "Dosa" besar atau kecil bisa dilihat dari berbagai sisi, dan tergantung pada kepentingan perusahaan terhadap karyawan tersebut. Dalam masalah putus hubungan kerja, bagaimanapun juga perusahaan lebih "berkuasa".


Tindakan langsung pecat ini, tidak banyak terjadi dulu, pada saat situasi ekonomi sedang baik, di mana industri berkembang baik dan perusahaan sedang memerlukan tenaga kerja. Tetapi pada saat masih sulit seperti sekarang ini, di mana banyak perusahaan terpaksa harus mengurangi kegiatan operasionalnya, kejadian karyawan mangkir justru menjadi salah satu alasan untuk melakukan tindakan langsung pecat ini. Bukan tidak mungkin ilustrasi di atas tersebut akan menimpa atau dilakukan bagi tenaga kerja lainnya yang sekarang ini masih aktif. Oleh karenanya, bagi karyawan, perlu kiranya memikirkan strategi mempertahankan pekerjaan agar bisa tetap aktif mendapatkan mata pencaharian.
Bermacam-macam hal bisa dilaksanakan oleh karyawan dalam usahanya untuk mempertahankan pekerjaannya. Misalnya :
• Lebih tekun dalam melaksanakan tugas Bagaimanapun juga keadaan ekonomi yang masih sulit ini sangat mempengaruhi dunia usaha. Akibatnya penghematan dilakukan di mana-mana. Tidak terkecuali penghematan biaya tenaga kerja. Bila tadinya perusahaan bisa memberikan toleransi yang agak longgar terhadap kelebihan tenaga kerja yang dimilikinya, sekarang pastilah perusahaan amat selektif dalam biaya tenaga kerja tersebut. Bila tidak terdapat jalan keluar yang lebih baik akhirnya pasti dilaksanakan pemutusan hubungan kerja. Dan hal ini sudah banyak terjadi dalam beberapa tahun terakhir ini. Pemutusan hubungan kerja ini pada umumnya dilakukan bertahap, dengan mengurangi tenaga-tenaga kerja yang dianggap tidak qualified. Keadaan ini bagi karyawan yang masih tinggal juga merupakan suatu hal yang tidak menenteramkan. Oleh karenanya sebagai suatu usaha untuk mempertahankan diri pada pekerjaan, sebaiknya karyawan lebih menaruh perhatian lagi pada tugasnya, lebih tekun menjalankan aktivitasnya. Ketekunan karyawan bisa mendorong prestasi. Dan prestasi tinggi inilah yang antara lain akan menjadi pertimbangan manajemen untuk tidak melakukan pemutusan tenaga kerja.
• Meningkatkan disiplin kerja Bila disaat-saat yang lalu, karyawan tidak terlalu memperhatikan kedisiplinan kerja atau menganggap enteng hal-hal yang berkaitan dengan disiplin, sebaiknya hal ini dikurangi. Bila dulu bisa membolos dulu, ijin belakangan. Hal seperti ini, sekarang, jangan diremehkan. Meningkatkan disiplin diri akan membantu prestasi kerja.
• Membantu rekan sekerja menyelesaikan tugas. Yang dimaksud di sini bukan mengganggu atau mencampuri urusan rekan sekerja, tetapi menyediakan diri untuk membantu rekan sekerja menyelesaikan tugas. Banyak hal yang bisa diperoleh dari hal ini. Waktu yang berlebih dari seorang karyawan karena berkurangnya beban kerja, bisa dimanfaatkan dengan efektif. Dengan membantu rekan kerja lain, pengalaman bertambah, pengetahuan, dan ketrampilan pun meningkat.
• Pengembangan diri. Seperti diketahui, saat ini banyak sekali perusahaan yang masih melakukan penghematan. Tidak terkecuali penghematan pada biaya pengembangan karyawan. Padahal kelangsungan operasional perusahaan menuntut profesionalisme sumber daya manusia. Dan profesionalisma menuntut pengembangan yang harus dilaksanakan secara berkesinambungan. Sangat disadari oleh siapa pun bahwa biaya pengembangan sumber daya manusia itu tidak murah, besar sekali jumlahnya. Pada saat ini banyak perusahaan yang memotong biaya pengembangan karyawan, dan prioritas hanya diberikan kepada peningkatan pengetahuan atau keterampilan karyawan yang benar-benar penting. Padahal bila dikatakan penting, semua karyawan perlu dikembangkan sehingga makin hari akan makin mahir melaksanakan tugasnya.
Untuk mengatasi hal ini, karyawan bisa berpartisipasi juga dalam mengembangkan diri secara aktif. Banyak cara yang bisa dilakukan. Dengan biaya sendiri karyawan bisa melakukan pengembangan diri, mulai dari membeli buku-buku yang berkaitan dengan pekerjaan sehari-hari, mengikuti kursus-kursus, maupun mengikuti program pendidikan bergelar. Tentunya, dalam hal ini dituntut suatu keikhlasan dan ketulusan, serta pemahaman karyawan bahwa mati hidupnya perusahaan tidak hanya bergantung pada manajemen atau pemilik perusahaan saja, tetapi juga pada karyawan semua.
Hal-hal tersebut di atas hanyalah merupakan suatu contoh yang bisa dipraktekkan sebagai strategi karyawan dalam mempertahankan pekerjaan, terutama di masa sulit seperti sekarang ini. Usaha-usaha lainnya yang merupakan pengembangan kreativitas karyawan tentunya akan sangat membantu upaya mempertahankan pekerjaan yang sudah dimiliki saat ini. Sekali lagi, kelangsungan bisnis perusahaan bukan hanya merupakan tanggung jawab manajemen dan pemilik perusahaan saja, tetapi juga merupakan tanggung jawab karyawan seluruhnya. Oleh karenanya upaya mempertahankan operasional perusahaan juga merupakan tanggung jawab bersama. Pengembangan diri dan disiplin pasti akan memberikan nilai tambah tidak hanya bagi perusahaan tetapi yang lebih penting adalah bagi diri sendiri. Kemampuan, keterampilan, dan kreativitas pribadi karyawan merupakan bekal yang sangat mendasar sehingga karyawan bisa menunjukkan prestasi yang baik dan hal inilah yang akan dihargai oleh perusahaan.

0 komentar: