Meja Kerja Sebagai Cerminan Pribadi

Rabu

Selama ini banyak orang yang nggak sadar kalau sebenarnya meja kerja mencerminkan kepribadian dan gaya kerja pemakainya. Tatanan atau susunan barang-barang di meja Anda konon bisa mengungkapkan siapa diri Anda sesungguhnya. Bukan itu saja, keadaan meja Anda juga bisa mengungkapkan cara kerja Anda sehari-hari. Paling tidak demikian menurut Liza Kanarek dalam bukunya `Everything`s Organized`.
Nah di bawah ini adalah empat jenis meja kerja yang akan mengungkapkan rahasia kepribadian dan cara kerja Anda:


- Meja berantakan
Di atas meja ini, kertas-kertas, buku-buku, dokumen, alat tulis, dan surat-surat dibiarkan dalam keadaan `semrawut`. Tapi herannya pemilik meja ini tidak merasa terganggu dengan kondisi mejanya. Sebenarnya pengguna meja ini adalah pekerja yang kreatif tapi sayangnya mereka kurang bisa diandalkan. Mereka kurang bisa bertanggung jawab terhadap tugas yang dibebankan padanya. Mereka juga mudah panik dan sulit membagi pekerjaan berdasarkan skala prioritas. Tetapi memang, jika moodnya lagi bagus, mereka bisa menyelesaikan tugas dengan tuntas dan memuaskan, tapi tetap dengan meja yang berantakan. Karena untuk tipe ini, agaknya akan sulit bekerja dengan kondisi meja yang rapih.
- Meja kosong
Meja ini nyaris selalu terlihat kosong melompong. Di atasnya hanya terdapat komputer dan telepon. Semua peralatan kerja lainnya seperti kertas, alat tulis, kamus dan buku-buku diletakkan dalam laci meja, sekalipun pemakainya sedang bekerja. Mereka baru mengambilnya jika ingin menggunakannya. Pemilik meja ini menunjukkan pribadi yang serius dan disiplin dalam bekerja. Jarang sekali mereka beranjak dari kursi sebelum pekerjaan selesai. Mereka juga tidak terpengaruh pada lelucon apapun yang dilontarkan ketika tengah bekerja. Karena memang, pada dasarnya `sense of humor` mereka sangat rendah. Sehingga mereka pun cenderung kaku dalam pergaulan.
- Meja friendly
Meja jenis ini terlihat semarak. Di atasnya terdapat foto-foto pribadi dan keluarga, boneka lucu, dan berbagai macam pernak-pernik. Alat tulis dan buku-buku disusun dalam wadah yang unik dengan warna-warna ceria. Mereka yang memiliki meja ini adalah orang yang terbuka dan humoris, mereka seringkali menjadi penghibur orang-orang sekantor. Walaupun terlihat santai, tapi mereka cukup kreatif. Mereka juga cukup bisa diandalkan dan bertanggung jawab terhadap semua tugas yang dibebankan padanya. Mereka bisa menjadi sahabat bagi teman-temannya di kantor.
- Meja formal
Meja ini selalu tampak rapih dan bersih. Buku-buku dan file-file dokumen tersusun rapih di atas meja. Apa yang terlihat di meja adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan. Mereka yang memiliki meja ini termasuk orang yang serius dalam bekerja. Tetapi mereka bukanlah orang yang `kaku`, mereka cukup fleksibel menghadapi rekan-rekan di kantor. Mereka bisa membedakan dengan baik kapan waktu untuk bekerja dan kapan waktu untuk bercanda. Mereka juga cukup dewasa dalam menghadapi setiap masalah. Nah mulai sekarang coba perhatikan deh meja rekan-rekan Anda di kantor. Siapa tau dengan mengetahui profil meja rekan Anda, Anda lebih mudah untuk mengetahui siapa yang paling cocok bekerja sama dengan Anda.
Lalu bagaimana dengan meja Anda sendiri...?


6 PERILAKU YANG HARUS DIPERBAIKI

Kebiasaan-kebiasaan di bawah ini terlihat sepele. Tetapi jika perilaku si kecil yang tak terpuji berikut ini dibiarkan, bisa berkembang menjadi kebiasaan buruk, yang malah membutuhkan lebih banyak waktu dan tenaga. Apa saja gerangan kebiasaan tak baik ini, dan mengapa harus segera diperbaiki?


1. MEMOTONG PEMBICARAAN

Mengapa Harus Dicegah:

Kemungkinan anak sedang dalam keadaan sangat gembira, sehingga amat tak sabar untuk segera menceritakannya pada Anda. Jadilah ketika Anda sedang terlibat dalam sebuah pembicaraan dengan orang lain, si kecil menyela, memotong pembicaraan dengan hebohnya. "Mama, tadi di sekolah aku dapat stiker dari Bu Guru, soalnya aku pandai."

Jika perilakunya ini dibiarkan, dengan kata lain Anda dengan senang hati menjawab atau menanggapinya, berarti Anda tidak mengajarkan bagaimana seharusnya menghargai, memperhatikan kepentingan orang lain, dan hanya memikirkan diri sendiri. Nah, kalau hal ini dibiarkan saja, akhirnya anak akan berpikir, dia berhak mengambil perhatian orang lain kapan saja dia mau dan tak perlu bertoleransi pada kepentingan/kesibukan orang lain. Anak juga akan mudah merasa frustrasi jika suatu ketika tidak diikuti kemauanya.

Cara Mencegah:

Pada suatu kesempatan, jika Anda sedang menelepon atau berbincang dengan teman dan si kecil menyela, katakan padanya, dia harus menunggu dan jangan memotong pembicaraan yang sedang Anda lakukan. Carikan kesibukan untuknya atau biarkan dia bermain dengan suatu mainan yang membuat konsentrasinya terpusat ke situ.

Seandainya dia memaksa bicara, dudukkan di kursi dan katakan dengan lembut, "Tunggu di sini sampai Mama selesai bicara, ya." Begitu pembicaraan selesai, jelaskan pada anak, dia tidak akan mendapat yang diinginkan jika Anda sedang terlibat pembicaraan dengan orang lain. Jadi, jangan memotong pembicaran ketika Anda sedang berbicara.


2. BERTINGKAH KASAR

Mengapa harus Dicegah:

Anda memang harus mencermati ketika si kecil memukul teman bermainnya, tapi tidak harus berlaku lebih agresif seperti mendorong atau menariknya. Sebab, jika Anda membiarkannya berperilaku kasar, bisa menjadi kebiasaan di samping seakan-akan Anda mengizinkan si kecil menyakiti orang lain.

Cara Mencegah:

Langsung hadapi setiap perilaku agresif yang dilakukan anak secepatnya. Ajak atau panggil anak, kemudian katakan kepadanya sambil memberinya pengertian bahwa hal itu menyakitkan temannya. Katakan pula, bagaimana rasanya jika sebaliknya temanlah yang menyakiti/memukul dia.

Esoknya atau di lain waktu, pada waktu dia akan mulai bermain lagi, ingatkan bahwa ia tidak diperbolehkan bertindak kasar atau menyakiti orang lain. Cobalah untuk menolongnya dengan mengingatkannya agar tidak mengulangi perbuatan buruknya dan jika dia melakukan kekerasan lagi, stop bermain!


3. PURA-PURA TAK MENDENGAR

Mengapa Harus Dicegah:

Ulangi ucapan Anda sampai dua, tiga, bahkan empat kali agar dia mendengar dan mengerjakan apa yang Anda inginkan. Misalnya, membawa barang ke kamarnya atau membereskan mainan. Katakan padanya, tidak baik untuk pura-pura tak mendengar atau mengacuhkan apa yang Anda katakan dan tidak melaksanakan atau tidak melakukan apa yang harus dikerjakannya.

Anda harus terus mengingatkannya lagi dan lagi sampai ia melakukannya. Koreksi merupakan kekuatan di dalam pembentukan sifat dan jika Anda terus melakukan agar ia berperilaku baik, akhirnya anak akan menjadi biasa dengan segala sesuatu yang baik. Sebaliknya, jika dibiarkan, anak akan melawan, tak mau tahu aturan, dan lepas kontrol.

Cara Mencegah:

Daripada berbicara sambil berteriak-teriak dari dalam kamar, sebaiknya datangi anak dan katakan padanya apa yang harus dilakukannya. Tatap mukanya, pandang matanya, saat berbicara padanya, dan tunggu sampai dia menjawab, "Ya." Belai pundaknya, sebut namanya dengan lembut, matikan TV. Hal ini akan membuat perhatiannya penuh diberikan pada Anda.
Jika ia tetap tak peduli, tidak bergerak, beri hukuman padanya semisal tak boleh menonton film kartun favoritnya selama seminggu, tak boleh main sepeda, dan lainnya. Hal ini harus diterapkan pada anak agar kebiasaan buruknya itu tak terbawa hingga ia dewasa kelak.

4. TANPA ATURAN

Mengapa Harus Dicegah:

Pastinya menyenangkan jika anak dapat membeli sendiri snack atau DVD kesukaannya. Tapi cobalah tetap mengontrol kegiatannya supaya tetap sesuai dengan aturan yang berlaku dalam keluarga. Mungkin terdengar hebat jika anak usia 2 tahun sudah bisa dan terbiasa mengambil makanan dari lemari sendiri tanpa meminta izin pada Anda. Tapi tunggu sampai dia berumur 8 tahun, saat ia pergi ke rumah teman tetangga, mengambil semaunya tanpa meminta. Nah, memalukan, bukan?

Cara Mencegah:
Buat aturan-aturan di rumah dan bicarakan hal ini sesering mungkin dengan anak-anak. Misalnya, jika ia menginginkan cokelat, anak harus minta izin terlebih dahulu dan itu adalah peraturan yang berlaku di rumah Anda. Atau jika anak langsung menyalakan TV tanpa izin Anda, minta agar ia mematikannya dan setelah itu terangkan sambil mengajarkan padanya bahwa dia harus minta izin Anda terlebih dahulu jika ingin menonton TV.

Membuat dan menjalankan aturan akan menolong anak berdisplin, menghargai orang lain, dan tak cuma memikirkan kesenangan diri sendiri.


5. ATURAN MINIM

Mengapa Harus Dicegah:

Mungkin tidak pernah terpikir oleh Anda ketika anak masih kecil ia berteriak-teriak atau membiarkan ingus keluar dari hidung tanpa mengajarinya untuk menyekanya. Akhirnya, perilaku itu terbawa hingga ia besar dan sudah sulit diperbaiki.

Pada umumnya, perilaku yang tidak baik sering dimulai ketika anak berada dalam usia balita. Beberapa orang tua berpendapat, "Toh, nanti juga hilang sendiri," Padahal, jika Anda tidak mengajarkannya sejak dini, bisa menjadi masalah besar di masa datang.

Cara Mencegah:

Biasakan anak mengerti dan menaati perilaku serta tata terib dengan baik. Katakan sejak sedini mungkin, ada aturan untuk berbuat yang lebih baik di depan umum. Seperti misalnya jika anak pilek, beri dia tisu dan ajarkan cara membersihkan hidungnya jika ingus keluar, lalu buang tisu di tempat sampah. Jika ia mememerlukan sesuatu, biasakan untuk mendekat dan berkata dengan sopan, bukan berteraik-teriak memanggil-manggil.

Jika anak tetap melakukan apa yang telah diajarkan, Anda dapat menolak keinginannya dengan cara pergi sambil mengatakan bahwa Anda tidak mau menolongnya jika dia tetap berlaku yang tidak semestinya. "Kalau kamu ngomongnya sopan, Mama akan mendengarkannya." Lakukan terus dengan konsisten.

6. MEMBESAR-BESARKAN KENYATAAN ALIAS BOHONG

Mengapa Harus Dicegah:

Jangan menganggap seolah-olah bukan suatu hal yang penting jika anak Anda mengatakan dia telah merapikan tempat tidurnya dengan susah payah padahal hal itu sama sekali tak benar. Atau dia bercerita kepada temannya bahwa liburan kemarin dia pergi ke Disney World padahal sebetulnya dia belum pernah ke sana. Bahkan naik pesawat terbang pun, belum pernah.

Jika hal ini terjadi, sangat penting untuk membicarakannya dengan anak dan jangan pernah dibiarkan! Soalnya, berbohong dapat menjadi suatu hal yang otomatis. Kalau anak belajar dan merasa bahwa dengan membual merupakan cara yang mudah agar dia dipandang lebih hebat oleh temannya atau mencegah terjadinya masalah yang lebih besar yang telah diperbuatnya, segera perbaiki tingkah laku anak!

Cara Mencegah:

Jika Anda mendapati anak berbohong, ajak dia duduk bersama dan langsung bicarakan mengenai masalahnya. Misalnya, Anda mengatakan, "Memang sangat menyenangkan, ya, kalau kita bisa pergi ke Disney World. Mudah-mudahan suatu hari kita bisa pergi ke sana. Tapi kamu enggak boleh berbohong bilang pada temanmu sudah pergi ke sana. Sebab, kalau kamu suka berbohong, nanti jika kamu benar-benar melakukan sesuatu yang benar, tidak akan ada lagi yang percaya karena tahu kamu sudah berbohong. Nah, akhirnya kamu enggak punya teman. Enggak enak, kan?"

Atau jika anak berkata sudah menggosok giginya, periksa giginya. Jika ternyata belum, suruh dia segera menggosok gigi dengan bersih. Kontrol terus hal-hal seperti ini dan berikan mereka pengertian. Jangan pernah bosan melakukannya! Anda ingin si kecil berperilaku baik di saat ia besar nanti, kan?

Cara Berkomunikasi Efektif

Dalam organisasi, kita harus melakukan komunikasi dengan berbagai orang. Untuk membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan, Anda perlu gaya tersendiri sebagai seorang yang profesional dalam pekerjaan. Berikut ini ada beberapa tips.

1. Latih diri Anda untuk tidak gugup bila berbicara dengan orang lain.Ini perlu banyak latihan, misalnya dengan menjadi anggota klub para bos atau sering berhubungan dengan mereka, Anda akan mulai merasa familiar dan tidak takut salah. Kepercayaan diri atau "keamanan" inilah yang menyebabkan Anda tidak mudah gugup. Sebagai test, cobalah sering bercanda dan beradu pendapat dengan kelompok teman. Kalau Anda mampu mengatasi berbagai ejekan dan gurauan teman, artinya Anda tidak akan mudah gugup dalam berbicara.

2. Pilihlah kalimat seefektif mungkin.Jika bicara dengan bos, gunakan kalimat langsung pada sasaran pembicaraan. Beri pengantar sedikit tentang jalan ceritanya, lalu to the point pada laporan Anda. Hindari cerita yang tidak perlu. Berhati-hati jika menceritakan hal-hal pribadi yang tidak ada kaitannya dengan pekerjaan. Begitu lawan bicara Anda paham maksud Anda, jangan mengulang-ulang isi pembicaraan. Lanjutkan pembicaraan, atau hentikan pembicaraan supaya tidak membuang waktu orang lain.

3. Sebisa mungkin, gunakan gaya serius dalam membicarakan pekerjaan. Konsentrasi pada apa yang Anda bicarakan dan tidak melantur kemana-mana. Tunjukkan sikap yang menunjukkan keseriusan Anda. Keseriusan Anda akan ditopang oleh persiapan sebelumnya. Jika Anda telah siap dengan berbagai data dan informasi yang relevan, maka Anda akan siap untuk bicara serius.

4. Gunakan humor seperlunya jika diperlukan untuk mencairkan suasana, dan jangan berusaha membuat orang lain untuk tertawa. Jika orang lain tidak tertawa, lanjutkan saja pembicaraan.

5. Sikap Anda menentukan kesan lawan bicara Anda. Gunakan sikap santai tetapi tetap berkonsentrasi pada pembicaraan. Ada beberapa gaya khas, misalnya duduk menaruh kedua tangan diatas meja dan bicara, melipat tangan, memegang buku, sesekali menopang dagu, dll. Anda bisa mempelajari berbagai gaya ini dengan melihat orang lain dan menirunya.

6. Tempo bicara juga menentukan. Jangan berbicara terlalu lambat. Ungkapkan dengan optimis dan PeDe dengan kecepatan normal. Hindari menggumam dalam mengatakan sesuatu.

Strategi Mempertahankan Pekerjaan

Pada suatu hari, seorang teman lama datang menceritakan bahwa saat ini, dia sedang tidak mempunyai pekerjaan. Teman tersebut menceritakan pengalamannya yang cukup "serius", dan keinginannya untuk dibantu dicarikan pekerjaan. Singkat cerita, akhirnya terjawab juga pertanyaan "mengapa sampai kehilangan pekerjaan lama ?". Ternyata pada saat Lebaran yang lalu, teman tersebut pulang kampung, dan karena alasan "klasik" , kesulitan kendaraan, sehingga terlambat kembali masuk kerja satu hari. Satu minggu kemudian teman tersebut diminta untuk tidak masuk bekerja lagi (alias diberhentikan), dengan alasan mangkir.
Ilustrasi seperti di atas, mungkin tidak hanya menimpa teman tersebut, melainkan banyak di antara kita tertimpa juga hal yang demikian. Penyimpangan sedikit saja yang dilakukan oleh karyawan bisa menjadi malapetaka bagi karyawan yang bersangkutan. Bila diperhatikan benar-benar, pada ilustrasi di atas, karyawan tersebut memang bersalah karena tidak menepati ketentuan sehingga harus absen satu hari dengan alasan kesulitan kendaraan untuk kembali ke kota tempatnya bekerja. Tetapi apakah ini memang merupakan suatu "dosa" yang sangat besar, sehingga harus berakibat pada pemberhentian karyawan tersebut? "Dosa" besar atau kecil bisa dilihat dari berbagai sisi, dan tergantung pada kepentingan perusahaan terhadap karyawan tersebut. Dalam masalah putus hubungan kerja, bagaimanapun juga perusahaan lebih "berkuasa".


Tindakan langsung pecat ini, tidak banyak terjadi dulu, pada saat situasi ekonomi sedang baik, di mana industri berkembang baik dan perusahaan sedang memerlukan tenaga kerja. Tetapi pada saat masih sulit seperti sekarang ini, di mana banyak perusahaan terpaksa harus mengurangi kegiatan operasionalnya, kejadian karyawan mangkir justru menjadi salah satu alasan untuk melakukan tindakan langsung pecat ini. Bukan tidak mungkin ilustrasi di atas tersebut akan menimpa atau dilakukan bagi tenaga kerja lainnya yang sekarang ini masih aktif. Oleh karenanya, bagi karyawan, perlu kiranya memikirkan strategi mempertahankan pekerjaan agar bisa tetap aktif mendapatkan mata pencaharian.
Bermacam-macam hal bisa dilaksanakan oleh karyawan dalam usahanya untuk mempertahankan pekerjaannya. Misalnya :
• Lebih tekun dalam melaksanakan tugas Bagaimanapun juga keadaan ekonomi yang masih sulit ini sangat mempengaruhi dunia usaha. Akibatnya penghematan dilakukan di mana-mana. Tidak terkecuali penghematan biaya tenaga kerja. Bila tadinya perusahaan bisa memberikan toleransi yang agak longgar terhadap kelebihan tenaga kerja yang dimilikinya, sekarang pastilah perusahaan amat selektif dalam biaya tenaga kerja tersebut. Bila tidak terdapat jalan keluar yang lebih baik akhirnya pasti dilaksanakan pemutusan hubungan kerja. Dan hal ini sudah banyak terjadi dalam beberapa tahun terakhir ini. Pemutusan hubungan kerja ini pada umumnya dilakukan bertahap, dengan mengurangi tenaga-tenaga kerja yang dianggap tidak qualified. Keadaan ini bagi karyawan yang masih tinggal juga merupakan suatu hal yang tidak menenteramkan. Oleh karenanya sebagai suatu usaha untuk mempertahankan diri pada pekerjaan, sebaiknya karyawan lebih menaruh perhatian lagi pada tugasnya, lebih tekun menjalankan aktivitasnya. Ketekunan karyawan bisa mendorong prestasi. Dan prestasi tinggi inilah yang antara lain akan menjadi pertimbangan manajemen untuk tidak melakukan pemutusan tenaga kerja.
• Meningkatkan disiplin kerja Bila disaat-saat yang lalu, karyawan tidak terlalu memperhatikan kedisiplinan kerja atau menganggap enteng hal-hal yang berkaitan dengan disiplin, sebaiknya hal ini dikurangi. Bila dulu bisa membolos dulu, ijin belakangan. Hal seperti ini, sekarang, jangan diremehkan. Meningkatkan disiplin diri akan membantu prestasi kerja.
• Membantu rekan sekerja menyelesaikan tugas. Yang dimaksud di sini bukan mengganggu atau mencampuri urusan rekan sekerja, tetapi menyediakan diri untuk membantu rekan sekerja menyelesaikan tugas. Banyak hal yang bisa diperoleh dari hal ini. Waktu yang berlebih dari seorang karyawan karena berkurangnya beban kerja, bisa dimanfaatkan dengan efektif. Dengan membantu rekan kerja lain, pengalaman bertambah, pengetahuan, dan ketrampilan pun meningkat.
• Pengembangan diri. Seperti diketahui, saat ini banyak sekali perusahaan yang masih melakukan penghematan. Tidak terkecuali penghematan pada biaya pengembangan karyawan. Padahal kelangsungan operasional perusahaan menuntut profesionalisme sumber daya manusia. Dan profesionalisma menuntut pengembangan yang harus dilaksanakan secara berkesinambungan. Sangat disadari oleh siapa pun bahwa biaya pengembangan sumber daya manusia itu tidak murah, besar sekali jumlahnya. Pada saat ini banyak perusahaan yang memotong biaya pengembangan karyawan, dan prioritas hanya diberikan kepada peningkatan pengetahuan atau keterampilan karyawan yang benar-benar penting. Padahal bila dikatakan penting, semua karyawan perlu dikembangkan sehingga makin hari akan makin mahir melaksanakan tugasnya.
Untuk mengatasi hal ini, karyawan bisa berpartisipasi juga dalam mengembangkan diri secara aktif. Banyak cara yang bisa dilakukan. Dengan biaya sendiri karyawan bisa melakukan pengembangan diri, mulai dari membeli buku-buku yang berkaitan dengan pekerjaan sehari-hari, mengikuti kursus-kursus, maupun mengikuti program pendidikan bergelar. Tentunya, dalam hal ini dituntut suatu keikhlasan dan ketulusan, serta pemahaman karyawan bahwa mati hidupnya perusahaan tidak hanya bergantung pada manajemen atau pemilik perusahaan saja, tetapi juga pada karyawan semua.
Hal-hal tersebut di atas hanyalah merupakan suatu contoh yang bisa dipraktekkan sebagai strategi karyawan dalam mempertahankan pekerjaan, terutama di masa sulit seperti sekarang ini. Usaha-usaha lainnya yang merupakan pengembangan kreativitas karyawan tentunya akan sangat membantu upaya mempertahankan pekerjaan yang sudah dimiliki saat ini. Sekali lagi, kelangsungan bisnis perusahaan bukan hanya merupakan tanggung jawab manajemen dan pemilik perusahaan saja, tetapi juga merupakan tanggung jawab karyawan seluruhnya. Oleh karenanya upaya mempertahankan operasional perusahaan juga merupakan tanggung jawab bersama. Pengembangan diri dan disiplin pasti akan memberikan nilai tambah tidak hanya bagi perusahaan tetapi yang lebih penting adalah bagi diri sendiri. Kemampuan, keterampilan, dan kreativitas pribadi karyawan merupakan bekal yang sangat mendasar sehingga karyawan bisa menunjukkan prestasi yang baik dan hal inilah yang akan dihargai oleh perusahaan.

15 Kiat Mendapatkan Penghasilan Ekstra

Anda orang kantoran dengan single income? Sudah nggak zamannya lagi. Ternyata di sekeliling Anda bertaburan peluang penghasilan ekstra. Satu fakta besar, hampir semua pekerja pegawai kantoran (swasta maupun pegawai negeri) di level menengah ke bawah, mengeluhkan lamban dan kecilnya tingkat kenaikan gaji. Bahkan posisi-posisi tertentu begitu kejamnya, tanpa
kenaikan gaji. Perusahaan selalu mengisi posisi tersebut dengan orang-orang
baru, yang digaji dengan standart yang sama, dari tahun ke tahun. Siapa yang salah?

Tidak perlu saling tuding. Itu tidak produktif. Bagusan otak dipakai untuk mencari bisnis sampingan, supaya ada penghasilan ekstra. Siapa tahu, bisnis sampingan bisa jadi andalan jika ada gelombang PHK? Beruntung sekali, pekerja kantoran umumnya berhak libur hari Sabtu dan Minggu. Inilah waktu-waktu emas bagi pemburu extra money.


Diperlukan kemauan menggali potensi, unjuk diri, rajin cari informasi, sedikit keberanian menjual, maka peluangan dan kesempatan akan tumbuh bak jamur di musim hujan. Tidak percaya? Simak 15 tips berikut ini:



1. Modal Fisik
Punya wajah lumayan manis, suara merdu mendayu, rambut lurus atau kribo,
bodi tubuh yang oke, senyum menawan, semuanya bisa menjadi modal. Umumnya dunia hiburan menyukai hal-hal tersebut. Jika Anda mempunyai sesuatu yang khas, jangan sungkan sedikit membukanya kepada khalayak. Ingat, dari Tessy sampai Ari Sihasale, semuanya punya keunikan dan penggemar tersendiri. Sering-seringlah berada di tengah kerumunan orang, sedikit unjuk diri, dan bersiap-siap ketangkap pencari bakat aja ...

2. Kenali Bakat
Jika modal fisik pas-pasan, jangan patah arang. Sadarilah, setiap orang pasti dibekali bakat. Jangan remehkan bakat bicara, melucu, menjual, menyanyi, menari, keuletan, rasa ingin tahu, pandai memperbaiki barang rusak, gudang ide, pandai berfantasi, dll. Galilah! Anda bakat bicara dan melucu, bersiap-siaplah jadi MC di berbagai acara. Mulai saja dari tingkat RT, lalu ke perusahaan-perusahaan. Honornya lumayan!



3. Bisniskan Hobi
Jangan anggap enteng hobi-hobi seperti puisi, mengarang, menggambar, melukis, memotret, koleksi barang langka, koleksi buku, browsing internet, naik gunung, arung jeram, panjat tebing diskusi, dll. Jika bakat munculnya kala-kala saja, hobi biasanya ditekuni. Suka nulis, bersiaplah jadi freelance copywriter di berbagai agen iklan atau media. Suka berpetualang, bersiaplah menemani eksekutif-eksekutif yang kepengin refreshing. Senang dapat, duit dapat!

4. Standar Kualitas
Kemaslah bakat, hobi, atau kemampuan tersebut sehingga layak dijual. Asah sampai memenuhi standar profesional. Jika Anda komersialkan tulisan, menulislah sesuai standar-standar yang baku. Jika membisniskan wisata pertualangan, berikan jaminan keamanan, keselamatan, kenyamanan, kemudahan, sistem rapi, standar tarif, dll. Konsumen atau klien suka paket-paket
penawaran yang praktis.

5. Standar Tarif
Anda harus tahu berapa tarif, fee, atau honor yang layak Anda terima. Caranya? Rajin-rajinlah bertukar informasi dengan sesama freelancer. Kadang spekulasi besarnya fee bisa dipakai, meski selalu berisiko. Jika gagal menegosiasikan jumlahnya, tawarkan barter (barang atau jasa).

6. Semua Profesi Oke
Apapun profesi atau pekerjaan tetap Anda, pasti ada yang bisa 'dikaryakan' di luar jam kerja resmi. Anda sopir kantor, beri kursus nyetir. Anda PR dan bisa memotret, cari orderan di pesta perkawinan yang membludak tiap Sabtu-Minggu. Anda sekretaris, terima ketikan skripsi atau jadi
transkriptor. Dengan keahlian dan standar kualitas tertentu, apes-apesnya Anda bisa jadi konsultan.

7. Promosikan Langsung
Sebagus apapun kemampuan dan bakat, jika orang tidak tahu, tidak bakal ada order. Maka hukumnya super wajib, promosikan secara langsung. Beritahu setiap teman dan kenalan, Anda punya penawaran jasa atau produk tertentu. "Friend, aku bisa bikin proposal, bikin taman, bikin patung, bikin lukisan,ada order ..?!"


8. Kartu Nama
Bukan sekedar kartu nama biasa, tapi kartu nama yang menginformasikan jasa
atau produk yang bisa Anda tawarkan (business card). Jangan ragu untuk punya 3-5 kartu bisnis, dan berikan kepada siapa saja. Selalu beri lebih dari satu kartu nama. "Yang ini buat yoy, yang satunya buat sobat you ..!" Kartu yang menarik pasti memancing orang bertanya. Sangat efektif untuk menarik perhatian orang yang baru dikenal. Jika mereka bertanya, silakan prospek ...

9. Mintalah Referensi
Kadang teman atau kolega lagi tidak butuh penawaran Anda. Tapi ingat, mereka juga punya relasi. Maka jangan rikuh untuk meminta referensi. "Friend, di kantor ada yang butuh dibantuin bikin pidato atau nulis makalah? Kasih tau aku ya ..."

10. Menu Bicara
Proyek-proyek atau bisnis sampingan harus digali dan ditemukan. Setiap kali bertemu teman, kenalan baru, atasan, kolega bisnis, selalu sempatkan bertanya, "Ada BS (Bisnis Sampingan) ndak?". "Apa yang bisa diobyekin nih?" Jadikan pertanyaan ini sebagai menu pembuka atau penutup setiap ketemu relasi. Pembicaraan akan lebih bergairah, peluang pun bakal sering mampir.

11. Dewa Penolong
Di balik setiap keluhan dan problem, pasti ada peluang bisnis. Maka, jadilah pendengar yang baik, sekaligus dewa penolong. "Waduh, komputerku kok lambat banget ya ..." keluh bos Anda. Ingat, banyak orang yang takut ketipu dan tidak mau repot. Mereka andalkan orang yang dikenal baik. Jika punya teman yang trampil, rekomendaikan namanya. Jika Anda sendiri mampu;
"Bos ... kayaknya 30% onderdilnya perlu diganti deh. Biar saya aja yang servis ... biayanya segini!"

12. Broker Proyek
Bagi penggemar bisnis sampingan, setiap waktu proyek berseliweran di depan hidung. Semisal ada proyek di luar ketrampilan yang Anda miliki, jangan pernah lepas begitu saja. "Saya bisa bantu, beri waktu sehari ..." Ini jawaban yang paling pakem. "DILARANG KERAS MENOLAK PROYEK". Inilah hokum besi pemburu extra money. Tugas Anda hanya mencari relasi yang bisa
memenuhi kebutuhan itu, dan meminta komisi proyek 15%.

13. Kolektor Kartu Nama
Di setiap kartu nama yang Anda peroleh dari siapapun, tercantum sekurang-kurangnya satu potensi bisnis sampingan. Agen asuransi, distributor MLM, agen kartu kredit, adalah pengoleksi kartu nama terbaik di jagad penjualan. Koleksi ini akan jadi sumber ide, inspirasi, relasi, dan
peluang bisnis yang kaya. Maka, Anda wajib meminta kartu nama setiap orang yang Anda temui. Tidak boleh malu!

14. Anti Sendiri
Sawah ladang bisnis sampingan adalah kerumunan orang banyak. Jadi, jangan lewatkan undangan pernikahan, selamatan, diskusi, seminar, rapat akbar, kampanye, kursus, lokakarya, konferensi, lomba maraton, pameran-pameran, baik yang gratis maupun yang bayar. Inilah tambang emas para fotografer freelance.

15. Lakukan Sekarang Juga!
Tidak ada alasan menunda, Anda harus mencoba. Mulai detik ini, milikilah keberanian menjual ide, gagasan, mimpi, kemampuan, ketrampilan, dan pengalaman Anda. Awalnya berjalannya dengan prinsip "iseng-iseng berhadiah". Nothing to lose! Jika penghasilan ekstra mulai mengalir, Anda akan temukan suatu kegairahan baru yang tiada tara.